Aku ada dalam lingkungan yang menghidupi mitos: lelaki adalah maskulin,tegar dan kuat sementara perempuan itu feminin, rapuh dan lemah. Tentu saja aku bukan bicara tentang peran gender. Tidak. Sama sekali aku tidak menyinggung tema itu karena gender sudah ditegaskan perbedaannya dengan keberadaan rahim. Peran lelaki dan perempuan sudah dengan sendirinya jelas.
Bagaimana dengan transseksual? Banyak orang yang mampu melakukannya: mengganti kelamin. Tapi, sejauh yang kutahu, belum ada teknologi yang mampu mencangkokkan (karena mustahil mencipta) rahim. Sampai di sini kiranya sudah gamblang arah tulisanku.
Ya. Aku memprotes, kenapa mitos yang mengelilingiku melarang aku menangis. Seolah-olah dengan menangis aku merelakan diri tampil lemah, rapuh dan feminis? Sementara aku sadar dengan kemampuanku. Tidak selalu aku harus kuat.
Bila memaksa diri tampak kuat, aku sebetulnya sedang memakai topeng; sebuah perintang yang akan mencegahku bertemu dengan aku yang sejati...
lho, kata siapa laki2 gak boleh nangis?
BalasHapuskalau ada pernyataan kayak gitu, bisa dipastikan aku adalah orang pertama yg akan "bersuara", Mas.
karena menurut aku, siapa pun yang masih punya hati...bisa dipastikan dia akan mengeluarkan akan mata, minimal sekali dalam hidupnya. so, jangan takut untuk mengeluarkan air mata,,,jika aja itu adalah satu2nya cara yang ada ;)
Dapatkan Panduan Bagaimana Bina Badan Berotot Untuk Lelaki Agar Anda Lebih Tough..Kacak..dan Bergaya...Miliki Badan Impian Anda Bermula Disini...
BalasHapus